KALIMAT
syukur selalu tertutur kepada Allah SWT, yang telah dan masih
memberikan kepada kita nikmat umur, sehingga kita pun berkesempatan
menyambut kehadiran bulan suci ramadhan 1433 H. yang penuh rahmah dan
maghfirah. Adalah niat dan tekad kita orang-orang beriman akan
memanfaatkan momentum siang dan malam ramadhan untuk memperbanyak ibadah
dan amal kebajikan demi meningkatkan iman dan ketakwaan.
Setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah, tidak terkecuali ibadah
puasa ramadhan, pasti mengandung hikmah dan pesan-pesan kehidupan. Maka melaksanakan ibadah puasa sebagai kewajiban, orang-orang beriman
dianjurkan pula untuk merenung dan mengungkap hikmah dan pesan-pesan
kehidupan yang terkandung di dalamnya, sebagai bekal mengarungi umur
yang masih tersisa.
Di antara fenomena menakjubkan yang tidak terlihat pada bulan-bulan
selain ramadhan, adalah antusiasme muslimin dan muslimat untuk
senantiasa dalam suasana berjamaah dan bermuwajahah pada setiap
kesempatan melaksanakan ibadah. Mereka berduyun-duyun mendatangi dan
memenuhi masjid dan mushalla untuk shalat berjamaah bersama-sama, mereka
berkumpul dan duduk bercengkrama menunggu waktu azan maghrib pada acara
buka puasa bersama, dan bertegur sapa dengan bahasa yang sopan dan
bersahaja.
Sungguh terasa, betapa di bulan ramadhan orang-orang beriman hidup
dalam rasa persaudaraan seiman seagama, seakar serumpun bangsa, sedaging
sedarah dalam ikatan silaturrahim dan ukhuwwah Islamiah. Inilah salah
satu pesan ramadhan, agar orang-orang beriman hidup dalam ikatan
silaturrahim dan semangat persaudaraan, tanpa rasa pemusuhan dan saling
menjatuhkan.
Adalah jujur harus diakui sebagai kenyataan dan fakta yang tak
terbantah, bahwa selama ini kehidupan manusia penuh dengan suasana
persaingan dan perebutan kepentingan duniawiah yang membuat persaudaraan
muslimin menjadi terbelah dan persatuan umat menjadi terpisah. Fitnah
dan prasangka merajalela dan telah memututskan tali silaturrahim antar
sesama; hasad dan saling curiga telah menyebabkan persaudaraan dan
persatuan umat porak poranda. Padahal semua menyadari bahwa fitnah dan
prasangka, hasad dan dengki tidak memberikan manfaat apa-apa kecuali
rasa nyeri di dalam hati dan menyalakan api dendam yang tidak berujung
dan tidak bertepi.
Sementara Iman dan Islam, yang menjadi pembimbing kehidupan
orang-orang beriman, mewajibkan tersambungnya silaturrahim yang
berkesinambungan, mengharuskan terpeliharanya persaudaraan seiman
sepanjang zaman. Perkataan dan tindakan yang mengarah kepada putusnya
tali silaturrahim, demikian diingatkan oleh Rasulullah SAW, adalah
telah memutus jalan menuju surga. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Sekali-kali tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim”
(HR: Muttafaq `alaih).
Demikian seharusnya sikap dan cara hidup orang-orang beriman dan
bertakwa, bahwa hidup di dunia ini harus memiliki hubungan yang kokoh
kepada Allah Sang Pencipta melalui ketaatan ubudiah dan membangun
hubungan harmonis dengan sesama hamba melalui silaturrahim dan ukhuwwah
Islamiah. “Sesungguhnya ketenangan dan kedamaian hidup ini hanya
terwujud melalui hubungan konsisten kepada Allah SWT dan hubungan
harmonis kepada sesama manusia”.(Q.S. 3: 112). Hanya dengan iman hidup
terasa aman, dengan silaturrahim dan persaudaraan hidup terasa nyaman.
Maka momentum ramadhan 1433 H yang penuh berkah dan rahmah, mari
kita berlapang dada saling memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan,
dan mari sambung kembali tali silaturrahim dan persaudaraan yang
mungkin nyaris terputus akibat persaingan dalam kepentingan. Semoga
silaturrahim dan persaudaraan yang terbangun melalui ibadah puasa tahun
ini tetap bertahan dan semakin meningkat sepanjang bulan pasca
ramadhan.***
Ngomong2 puasa kamu udh bolong blm nih sob?
BalasHapus:D
alhamdullihah full,bro
BalasHapus