Minggu, 12 Agustus 2012

Hikmah Ramadhan

KALIMAT syukur selalu tertutur kepada Allah SWT, yang telah dan masih memberikan kepada kita nikmat umur, sehingga kita pun berkesempatan menyambut kehadiran bulan suci ramadhan 1433 H. yang penuh rahmah dan maghfirah. Adalah niat dan tekad kita orang-orang beriman akan memanfaatkan momentum siang dan malam ramadhan untuk memperbanyak ibadah dan amal kebajikan demi meningkatkan iman dan ketakwaan.

Setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah, tidak terkecuali ibadah puasa ramadhan, pasti mengandung hikmah dan pesan-pesan kehidupan. Maka melaksanakan ibadah puasa sebagai kewajiban, orang-orang beriman dianjurkan pula untuk merenung dan mengungkap hikmah dan pesan-pesan kehidupan yang terkandung di dalamnya, sebagai bekal mengarungi umur yang masih tersisa.

Di antara fenomena menakjubkan yang tidak terlihat pada bulan-bulan selain ramadhan, adalah antusiasme muslimin dan muslimat untuk senantiasa dalam suasana berjamaah dan bermuwajahah pada setiap kesempatan melaksanakan ibadah. Mereka berduyun-duyun mendatangi dan memenuhi masjid dan mushalla untuk shalat berjamaah bersama-sama, mereka berkumpul dan duduk bercengkrama menunggu waktu azan maghrib pada acara buka puasa bersama, dan bertegur sapa dengan bahasa yang sopan dan bersahaja.
Sungguh terasa, betapa di bulan ramadhan orang-orang beriman hidup dalam rasa persaudaraan seiman seagama, seakar serumpun bangsa, sedaging sedarah dalam ikatan silaturrahim dan ukhuwwah Islamiah. Inilah salah satu pesan ramadhan, agar orang-orang beriman hidup dalam ikatan silaturrahim dan semangat persaudaraan, tanpa rasa pemusuhan dan saling menjatuhkan.

Adalah jujur harus diakui sebagai kenyataan dan fakta yang tak terbantah, bahwa selama ini kehidupan manusia penuh dengan suasana persaingan dan perebutan kepentingan duniawiah yang membuat persaudaraan muslimin menjadi terbelah dan persatuan umat menjadi terpisah. Fitnah dan prasangka merajalela dan telah memututskan tali silaturrahim antar sesama; hasad dan saling curiga telah menyebabkan persaudaraan dan persatuan umat porak poranda. Padahal semua menyadari bahwa fitnah dan prasangka, hasad dan dengki tidak memberikan manfaat apa-apa kecuali rasa nyeri di dalam hati dan menyalakan api dendam yang tidak berujung dan tidak bertepi.

Sementara Iman dan Islam, yang menjadi pembimbing kehidupan orang-orang beriman, mewajibkan tersambungnya silaturrahim yang berkesinambungan, mengharuskan terpeliharanya persaudaraan seiman sepanjang zaman. Perkataan dan tindakan yang mengarah kepada putusnya tali silaturrahim, demikian diingatkan oleh Rasulullah SAW, adalah telah memutus jalan menuju surga. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Sekali-kali tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim” (HR: Muttafaq `alaih).

Demikian seharusnya sikap dan cara hidup orang-orang beriman dan bertakwa, bahwa hidup di dunia ini harus memiliki hubungan yang kokoh kepada Allah Sang Pencipta melalui ketaatan ubudiah dan membangun hubungan harmonis dengan sesama hamba melalui silaturrahim dan ukhuwwah Islamiah. “Sesungguhnya ketenangan dan kedamaian hidup ini hanya terwujud melalui hubungan konsisten kepada Allah SWT dan hubungan harmonis kepada sesama manusia”.(Q.S. 3: 112). Hanya dengan iman hidup terasa aman, dengan silaturrahim dan persaudaraan hidup terasa nyaman.

Maka momentum ramadhan 1433 H yang penuh berkah dan rahmah, mari kita berlapang dada saling memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan, dan mari sambung kembali tali silaturrahim dan persaudaraan yang mungkin nyaris terputus akibat persaingan dalam kepentingan. Semoga silaturrahim dan persaudaraan yang terbangun melalui ibadah puasa tahun ini tetap bertahan dan semakin meningkat sepanjang bulan pasca ramadhan.***  
vps web hosting